Perbedaan Penulisan Ilmiah, Semi Ilmiah, Non Ilmiah

PAPER

PERBEDAAN PENULISAN ILMIAH, SEMI ILMIAH DAN NON ILMIAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH

Gambar

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI AMALIA

NPM : 38413520

KELAS 1ID07

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

TAHUN AJARAN 2013-2014

Pendahuluan

            Banyaknya bentuk dan tulisan di media cetak membuat kita ragu untuk membuat klasifikasi tentang sebuah karangan. Pada dasarnya karangan dibagi menjadi tiga yaitu karangan ilmiah, karangan semi ilmiah dan karangan non-ilmiah. Perbedaan itu terletak dari fakta yang disajikan oleh masing-masing karangan, selain itu tata cara penulisan dari masing-masing karangan sangat berbeda. Dimana karangan ilmiah lebih berdasarkan sistematika penulisan dan fakta yang didapatkan dengan cara observasi, sedangkan karangan semi ilmiah lebih kepada fakta pribadi, sedangkan karangan non-ilmiah tidak didkung oleh fakta yang umum. Tetapi, ketiga jenis karangan diatas mempunyai kesamaan yaitu sama-sama karya tulis.

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut penjelasannya.

 

I. Karangan ilmiah

Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Tujuan karya ilmiah, antara lain:

  1. Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  2. Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  3. Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  4. Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  5. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:

  1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  4. Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  5. Memperoleh kepuasan intelektual;
  6. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  7. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Jenis – Jenis Karya Ilmiah:

Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.

1. Karya Ilmiah Pendidikan

Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan.

Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:

– Paper (Karya Tulis).

Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.

Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

– Pra Skripsi

Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenja0ng akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).

Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)

– Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.

– Thesis

Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).

Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.

– Disertasi

Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.

2. Karya ilmiah Penelitian.

            a. Makalah seminar.

1. Naskah Seminar

Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.

2. Naskah Bersambung

Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

            b. Laporan hasil penelitian

Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.

            c. Jurnal penelitian

Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).

            d. Ragam Ilmiah

Bahasa ragam ilmiah merupakan ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya. Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku), logis, cermat dan sistematis.

 

II. Karangan Non Ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:

  1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  2. Fakta yang disimpulkan subyektif,
  3. Gaya bahasa konotatif dan populer,
  4. Tidak memuat hipotesis,
  5. Penyajian dibarengi dengan sejarah,
  6. Bersifat imajinatif,
  7. Situasi didramatisir,
  8. Bersifat persuasif.
  9. Tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:

1. Dongeng, suatu kisah yang di angkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya.
2. Cerpen, suatu bentuk naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya – karya fiksi yang lebih panjang.
3. Novel, Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif.
4. Drama, suatu karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.
5. Roman, sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing – masing.

 

III. Karangan Semi Ilmiah

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :

  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
  • Fakta yang disimpulkan subjektif;
  • Gaya bahasa formal dan popular;
  • Mementingkan diri penulis;
  • Melebih-lebihkan sesuatu;
  • Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.

Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.

 

IV. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah dan Semi Ilmiah

Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.

  1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
  2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
  3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi ilmiah.

Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.

Karya nonilmiah bersifat, antara lain :

  1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
  2. persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
  3. Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
  4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.

 

 

Kesimpulan

1. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi Ilmiah
Bahasa pada karya ilmiah menggunakan bahasa Indonesia resmi, yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraf, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, menghindarkan unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan ilmiah (bagian awal, bagian isi, bagian akhir). Berbeda dengan karya ilmiah, karya semi ilmiah menggunakan kata – kata bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah – istilah yang umum atau popular, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif.

2. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non Ilmiah
1) Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian, adanya   kesesuaian antara fakta dan     objek yang diteliti dengan adanya pembuktian melalui   pengamatan atau observasi.
2) Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis, dalam pembahasan masalah   digunakan metode atau cara – cara tertentu dengan langkah – langkah teratur dan      terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi,
3) Dalam pembahasannya, karya ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Di tulis    dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.

 

Referensi :

  1. http://doublej4692.blogspot.com/2013/03/perbedaan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan.html
  2. http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-non.html
  3. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perbedaan-karangan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/

 

Tugas Membuat Artikel Terkait Materi Tersebut :

Pada artikel saya kali ini saya membuat aritkel sebagai contoh penulisan ilmiah, saya membuat sebuah karya ilmiah tentang tanaman Eceng Gondok. Berikut contohnya:

 

 

PENGARUH MEMBENGKAKNYA

PRODUKSI TANAMAN ECENG GONDOK

TERHADAP MASYARAKAT SEKITAR PERAIRAN

DIAJUKAN SEBAGAI CONTOH ARTIKEL PENULISAN ILMIAH MATA KULIAH TATA TULIS DAN KOMUNIKASI ILMIAH

Gambar

DISUSUN OLEH :

NAMA : SITI AMALIA

NPM : 38413520

KELAS 1ID07

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

TAHUN AJARAN 2013-2014

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang Masalah

Eceng Gondok adalah tanaman asal Brasil yang didatangkan Kebun Raya Bogor pada tahun 1894, dahulu merupakan tanaman hias yang disenangi karena bunganya yang berwarna ungu sangat menarik sebagai penghias kolam. Tapi kini kehadiran Eceng Gondok sudah mulai mengganggu lingkungan sekitar, seperti yang terjadi di Bendungan Walahar dan daerah aliran sungai (DAS) lainnya di wilayah Kabupaten Karawang. Gulma (tumbuhan pengganggu) ini sangat cepat berkembang-biak secara vegetatif hanya butuh waktu 2-4 hari.

Eceng Gondok yang dikenal sebagai tanaman gulma air, pertumbuhannya begitu cepat sehingga menutupi permukaan air, dan menimbulkan dampak pada menurunnya produksi di sektor perikanan, juga menimbulkan permasalahan lingkungan lainnya, seperti cepatnya penguapan perairan. Namun, dilain sisi Eceng Gondok juga memberikan nilai tambah yang cukup prospektif. Kerugian sebagai dampak membengkaknya produksi tanaman Eceng Gondok tersebut, sebenarnya dapat dijadikan keuntungan bagi orang-orang yang sudah mengetahui bagaimana cara mengolah tanaman Eceng Gondok dan manfaat apa saja yang dapat di pergunakan dari Eceng Gondok.

1.2. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pendeskripsian Eceng Gondok?
  2. Seperti apa habitat nya ?
  3. Apa dampak negatif dari membengkaknya produksi Eceng Gondok ?
  4. Bagaimana cara menanggulangi membengkaknya produksi tanaman tersebut ?
  5. Manfaat apa yang dapat di ambil dari Eceng Gondok ?

1.3 Tujuan Penelitian

Pada penelitian karya ilmiah ini, penulis bertujuan untuk dapat menemukan solusi dari masalah pembengkakan produksi tanaman Eceng Gondok dan dapat memberikan informasi baru kepada orang-orang disekitar perairan agar bisa memanfaatkan tanaman Eceng Gondok dengan melihat sisi lain dari dampak negatif yang ditimbulkannya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi

Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 – 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.

2.2. Habitat

Menurut penelitian hasil laboratorium, menunjukan Eceng Gondok mampu mengikat unsur-unsur logam dalam air. Karena itulah, tumbuhan ini hanya cocok hidup di air yang kotor dibandingkan air yang bersih. Sebagian rawa yang ada di Indonesia rata-rata airnya kotor dan lama tergenang, di daerah seperti penangkaran ikan pun ikut tercemar logam yang berasal dari perumahan warga, atau pabrik sekitar. Oleh karena itu, tidak sedikit di zaman seperti sekarang, tempat yang awalnya penangkaran ikan atau rawa telah berubah menjadi lautan Eceng Gondok.

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air.. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau.

2.3. Dampak negatif

Eceng Gondok yang bahasa latinnya bernama Eichhornia crassipes, merupakan gulma air yang sering bikin gondok petani, karena tumbuh di sawah berebut unsur hara dengan tanaman budidaya (padi). Juga sering buat naik darah petugas ulu-ulu karena menjadi biang mampet saluran air dan pendangkalan. Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan antara lain ;

  1. Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
  2. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
  3. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
  4. Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
  5. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
  6. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.

2.4. Penanggulangan

Karena eceng gondok dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:

  1. Menggunakan herbisida
  2. Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan
  3. Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng gondok di danau tersebut.
  4. Memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb.

2.5. Manfaat

Eceng Gondok ternyata juga memiliki beberapa manfaat, diantaranya merupakan sumber lignoselulosa yang dapat dikonversi menjadi produk yang lebih berguna, seperti pakan ternak. Eceng Gondok yang dianggap sebagai tanaman yang mengganggu justru sebenarnya mempunyai banyak manfaat, manfaat Eceng Gondok ini dapat dijadiikan sebagai antisipasi warga untuk mengurangi kebengkakkan produksi tanaman ini. Manfaat dari Eceng Gondok antara lain :

  1. Daunnya dapat dipakai sebagai bahan pakan ternak ;
  2. Seratnya dapat dipakai sebagai bahan kerajinan tangan yang sudah banyak diekspor ke luar negeri ;
  3. Batangnya dapat dipakai sebagai penyangga rangkaian bunga ;
  4. Eceng Gondok mengandung Asam Sianida, Triterpenoid, Alkaloid, dan kaya Kalsium;
  5. Mempunyai nilai ekonomi yang cukup prospektif, untuk menjadi bahan baku kerajianan tangan ;
  6. Dapat dijadikan pupuk organik Eceng Gondok ;

Banyak manfaat yang ada pada Eceng Gondok, tetapi belum banyak masyarakat yang tau akan hal itu, sehingga masih jarang masyarakat yang dapat membudidayakan Eceng Gondok. Jika Antisipasi warga masih sama seperti ini, dikhawatirkan lautan Eceng Gondok akan semakin besar dan tidak ada tempat lagi untuk pembudidayaan ikan dan hal lainnya yang bersangkutan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

3.1. Kesimpulan

Eceng Gondok (Eichhornia crassipes),merupakan gulma air yang banyak dikomentari oleh petani, penangkar ikan, juga petugas ulu-ulu karena kerugian yang diakibatkannya. Eceng Gondok yang mampu mengikat unsur-unsur logam dalam air, membuat nya lebih cocok hidup di air yang kotor ketimbang di air yang bersih, karena di Indonesia banyak tergenang air yang kotor, sehingga pembengkakkan produksi Eceng Gindok terus terjadi.

Kerugian yang dialami akibat Eceng Gondok antara lain seperti terjadinya proses pendangkalan, dan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air. Tapi, dibalik itu semua masyarakat dapat mengantisipasi pembengkakkan Eceng Gondok dengan memanfaatkannya sebagai kerajinan tangan, dan lain-lain. Semua bagian pada Eceng Gondok dapat dimanfaatkan , dari mulai daun hingga batangnya, sehingga tidak ada alasan masyarakat untuk mengeluh akibat membengkaknya produksi Eceng Gondok tersebut.

3.2. Saran

Dengan adanya penelitian ini, penulis memberikan saran bahwa pemerintah seharusnya mengadakan penyuluhan tentang pemanfaatan Eceng Gondok. Menyadarkan masyarakat untuk melihat permasalahan membengkaknya Eceng Gondok dari sisi positifnya yang dapat dimanfaatkan. Aktif mengingatkan secara massal dari sebuah iklan atau pengumumman untuk tidak mengalirkan limbah sembarangan, karena limbah menyebabkan air tercemar, dan karna air tercemar Eceng Gondok akan cepat terproduksi. Penulis juga menyarankan agar masyarakat sekitar perairan membuat suatu usaha yang didalamnya berniat untuk membudidayakan Eceng Gondok.

Daftar Pustaka

Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1. Jawa Tengah: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Sumber Pendukung     :

www.karawanginfo.com

www.e-smartschool.com

***

Analisa Artikel :

Setelah  saya membuat artikel tersebut, ternyata ketika dibaca berulang-ulang masih terdapat banyak kesalahan, baik itu dilihat dari segi kerangka penulisan, pengambilan data, atau pun dilihat dari segi  tata cara penulisan yang benar (sesuai EYD). Adapun hasil analisa yang saya temukan sebagai berikut :

 

1. Dilihat dari segi kerangka penulisan

Pada artikel tersebut terlihat jelas bahwa kerangka Karya Ilmiah tersebut belumlah lengkap, dapat dikatakan bahwa belum menjadi karya ilmiah, hanya sebatas contoh karya ilmiah yang masih terdapat dalam draft penulis. Banyak unsur-unsur dari kerangka karya ilmiah yang belum dituliskan kedalam artikel. Adapun seharusnya kerangka karya ilmiah yang benar adalah sebagai berikut.

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Metode Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Isi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

 

2. Dilihat dari segi pengambilan data

Pada artikel metode pengambilan data masih tidak akurat karena hanya berdasarkan referensi yang telah ada, bukan melakukan observasi atau penelitian lapangan secara langsung. Padahal metode pengambilan data atau penelitian dalam sebuah karya ilmiah benar-benar menjadi hal utama yang pelu dipertimbangkan dan tidak boleh sampai ada kesalahan yang relatif besar karena dalam sebuah penelitian pada akhirnya akan dipublikasikan berdasarkan fakta. Apabila fakta tersebut tidak bersifat fakta, melainkan bersifat argumen atau hanya mengutip, maka sebuah karangan ilmiah belum bisa disebut sebagai sebuah Penelitian Ilmiah. Setidaknya untuk mendapatkan sebuah hasil yang akurat penulis/ pembuat karangan ilmiah haruslah membuat suatu observasi atau setidaknya kuisioner, agar tertera bahwa karangan ilmiah tersebut bukanlah sebuah karangan belaka, melainkan sebuah penelitian yang nantinya akan menjadi sebuah informasi yang diberikan dalam bentuk karya ilmiah.

 

3. Dilihat dari tata cara penulisan sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)

Kekurang pahaman penulis terhadap aturan EYD menjadi salah satu penyebab sebuah karangan ilmiah tidak dapat dipublikasikan tidak lain karena penulisan tanda baca atau kata-kata yang menimbulkan kalimat menjadi ambigu. Beberapa EYD yang sering dipergunakan dalam penulisan ilmiah antara lain:

           

            A. Penempatan tanda baca

Tanda Titik (.)

– Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

– Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

– Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjujkan    waktu.

– Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.

Tanda Koma (,)

– Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

– Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului olah kata seperti tetapi atau melainkan.

– Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimatdari induk kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

– Tanda koma tidak dipkai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Tanda Titik Koma (;)

– Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

– Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.

Tanda Titik Dua (:)

–  Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

– Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

– Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

– Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

Tanda Hubung (-)

– Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris

– Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.

– Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang

– Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal

Tanda Tanya (?)

– Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

– Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Kurung ((…))

– Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan

– Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan

– Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.

Tanda Petik (“…”)

– Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

– Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

– Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

         

            B. Penggunaan kalimat efektif

Adapun ciri-ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut :

– Memiliki unsur penting atau pokok (S,P,O,K).

– Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.

– Menggunakan diksi yang tepat.

– Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran logis yang sistematis.

– Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.

– Melakukan penekanan ide pokok.

– Mengacu pada kehematan penggunaan kata.

– Menggunakan variasi struktur kalimat.

           

             C. Pemilihan kata (Diksi)

Diksi memiliki beberapa bagian pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks sosial adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks. Oleh karena itu diksi berperan penting dalam keberhasilan menulis sebuah karya ilmiah.

By stamalia

One comment on “Perbedaan Penulisan Ilmiah, Semi Ilmiah, Non Ilmiah

Leave a comment